Peribahasa diatas
menggambarkan apabila kita menitih dari nol sampai menjadi sesuatu yang
besar apapun yang kita dinginkan pasti
bisa didapatkan dengan sungguh-sungguh. Seperti yang dialami seorang remaja
yang masih duduk dibangku sma ini. Pagi yang cerah membuat semangat baru di
hari ini , nafi memulai harinya seperti biasanya. Dia senang memiliki keluarga
yang bahagia dan bersyukur apa yang dimilikinya
sekarang. Meskipun dia bukan dari keluarga yang kaya dan berkecukupan. Setiap saat jam istirahat dia bersama-sama
temannya menuju kekantin. Firda salah satu temannya merencanakan sepulang
sekolah besok untuk nonton di bioskop. “ besok nonton yuk di bioskop ?” dengan
wajah berseri-seri firda berharap teman-temannya mau dengan ajakannya.
“ jangan besok dong ,
besok-besok aja lagi gk ada uang nih.” Jawab nira. Mereka berdua nira dan firda
memang dari keluarga yang berkecukupan. Apapun yang mereka inginkan bisa
terwujud , berbeda dengan nafi yang sederhana. Apa yang nafi inginkan dia harus
menabung untuk kebutuhannya sendiri.
“ aku tidak ikut ya.” Jawab nafi
“loh kenapa kan bukan besok ?” Tanya nira sedikit
kecewa. Nafi tidak ingin menghambur-hamburkan uangnya yang dengan susah payah
dia menabung untuk memenuhi kebutuhan tanpa meminta uang kepada orang tua.nya.
“ iya tau , tapi aku harus mengerjakan tugas sekolah yang belum selesai.”
“ ya sudah tidak apa-apa , kapan-kapan kita nonton
bareng.” Firda dengan tersenyum.
Nafi
tidak suka cerita dengan orang tentang masalah yang dihadapinya , dia tidak
ingin orang lain mengasihinya karena dia. Melihat teman-temannya gembirasaat
mendapatkan apa yang diinginkan tetapi
tidak membuat nafi merasa iri dengan keadaan keluarganya sekarang. Keesokannya
temannya firda mengajak untuk mkan diluar , jawaban nafi tetap seperti kemarin.
“ aku tidak ikut ya , pengen cepet-cepet pulang.” Jawab nafi. “ya udah terserah
kamu aja fi.” Firda Sambil memegang pundak
nafi dan tersenyum.
Lama-lama
firda dan nira curiga kenapa setiap mereka mengajak keluar atau kemana nafi
tidak pernah ikut , mereka berdua mencari informasi kemana-mana. “ lama-lama
kok aku curiga kenapa nafi belakangan ini sepertinya berubah?” Tanya nira. Nafi
tidak ingin berfoya-foya di dunia baginya hidup didunia ini tidak ada artinya
tanpa pemberian dari tuhan dan perjuangan kita untuk mengejar dan mencari itu
semua. Dia hanya memikirkan masa depannya yang ingin membahagiakan orang tua
dan orang-orang sekitarnya dengan perjuangannya dia sendiri. Dari kecil nafi
membiasakan diri untuk menabung supaya tidak terbiasa meminta kepada orang
tuanya. Setelah kedua teman nafi , nira dan firda mereka melihat nafi yang
seperti ini mereka berdua sadar selama ini mereka selalu menyusahkan orang tua
yang selalu menuruti permintaan mereka tanpa memikirkan bagaimana susahnya
mencari uang.
Bertahun-tahun setelah
lulus sma , nafi sekarang menjadi seorang fotografer yang dipercaya di paris
dan dia memiliki cafe dibandung. Nafi sukses karena dia sudah terbiasa untuk
susah mencari uang kesana kemari tanpa bantuan orang tua , dia ingin mandiri
dalam mencari kesuksekannya hingga saat ini dia sukses menjadi fotografer yang
dia inginkan sejak lama. Saat ini dia adalah salah satu fotografer perempuan
berhijab di tempat kerjanya di paris prancis. Dia dipercaya sebagai orang yang
masih sangat muda bisa sesukses ini. “ saya terbiasa mandiri sejak kecil dan
tidak menyusahkan orang tua.” Begitu pernyataannya ketika diwawancari saat
pulang ke Indonesia. Kedua orang tua nafi sangat bangga memiliki anak yang
seperti dia lahir dari keluarga sederhana sekarang telah menjadi orang yang
sukses seperti sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar