Sabtu, 14 Maret 2015

Sedikit Demi Sedikit Lama-Lama Jadi Bukit



Peribahasa diatas menggambarkan apabila kita menitih dari nol sampai menjadi sesuatu yang besar  apapun yang kita dinginkan pasti bisa didapatkan dengan sungguh-sungguh. Seperti yang dialami seorang remaja yang masih duduk dibangku sma ini. Pagi yang cerah membuat semangat baru di hari ini , nafi memulai harinya seperti biasanya. Dia senang memiliki keluarga yang bahagia  dan bersyukur apa yang dimilikinya sekarang. Meskipun dia bukan dari keluarga yang kaya dan berkecukupan.  Setiap saat jam istirahat dia bersama-sama temannya menuju kekantin. Firda salah satu temannya merencanakan sepulang sekolah besok untuk nonton di bioskop. “ besok nonton yuk di bioskop ?” dengan wajah berseri-seri firda berharap teman-temannya mau dengan ajakannya.
“ jangan besok dong , besok-besok aja lagi gk ada uang nih.” Jawab nira. Mereka berdua nira dan firda memang dari keluarga yang berkecukupan. Apapun yang mereka inginkan bisa terwujud , berbeda dengan nafi yang sederhana. Apa yang nafi inginkan dia harus menabung untuk kebutuhannya sendiri.
“ aku tidak ikut ya.” Jawab nafi
“loh kenapa kan bukan besok ?” Tanya nira sedikit kecewa. Nafi tidak ingin menghambur-hamburkan uangnya yang dengan susah payah dia menabung untuk memenuhi kebutuhan tanpa meminta uang kepada orang tua.nya. “ iya tau , tapi aku harus mengerjakan tugas sekolah yang belum selesai.”
“ ya sudah tidak apa-apa , kapan-kapan kita nonton bareng.” Firda dengan tersenyum.
          Nafi tidak suka cerita dengan orang tentang masalah yang dihadapinya , dia tidak ingin orang lain mengasihinya karena dia. Melihat teman-temannya gembirasaat mendapatkan apa yang diinginkan  tetapi tidak membuat nafi merasa iri dengan keadaan keluarganya sekarang. Keesokannya temannya firda mengajak untuk mkan diluar , jawaban nafi tetap seperti kemarin. “ aku tidak ikut ya , pengen cepet-cepet pulang.” Jawab nafi. “ya udah terserah kamu aja fi.” Firda Sambil memegang pundak  nafi dan tersenyum.
          Lama-lama firda dan nira curiga kenapa setiap mereka mengajak keluar atau kemana nafi tidak pernah ikut , mereka berdua mencari informasi kemana-mana. “ lama-lama kok aku curiga kenapa nafi belakangan ini sepertinya berubah?” Tanya nira. Nafi tidak ingin berfoya-foya di dunia baginya hidup didunia ini tidak ada artinya tanpa pemberian dari tuhan dan perjuangan kita untuk mengejar dan mencari itu semua. Dia hanya memikirkan masa depannya yang ingin membahagiakan orang tua dan orang-orang sekitarnya dengan perjuangannya dia sendiri. Dari kecil nafi membiasakan diri untuk menabung supaya tidak terbiasa meminta kepada orang tuanya. Setelah kedua teman nafi , nira dan firda mereka melihat nafi yang seperti ini mereka berdua sadar selama ini mereka selalu menyusahkan orang tua yang selalu menuruti permintaan mereka tanpa memikirkan bagaimana susahnya mencari uang. 

Bertahun-tahun setelah lulus sma , nafi sekarang menjadi seorang fotografer yang dipercaya di paris dan dia memiliki cafe dibandung. Nafi sukses karena dia sudah terbiasa untuk susah mencari uang kesana kemari tanpa bantuan orang tua , dia ingin mandiri dalam mencari kesuksekannya hingga saat ini dia sukses menjadi fotografer yang dia inginkan sejak lama. Saat ini dia adalah salah satu fotografer perempuan berhijab di tempat kerjanya di paris prancis. Dia dipercaya sebagai orang yang masih sangat muda bisa sesukses ini. “ saya terbiasa mandiri sejak kecil dan tidak menyusahkan orang tua.” Begitu pernyataannya ketika diwawancari saat pulang ke Indonesia. Kedua orang tua nafi sangat bangga memiliki anak yang seperti dia lahir dari keluarga sederhana sekarang telah menjadi orang yang sukses seperti sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar